Material Konstruksi

Menurut Data Statistik Indonesia tahun 2018 dan tahun 2023 (Statical Yearbook of Indonesia, tahun 2018 dan 2023) pertumbuhan jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2022 mencapai 275 juta jiwa, tentunya hal ini mengindikasikan terjadinya lonjakan pertumbuhan jumlah penduduk yang sangat signifikan dalam kurung waktu 5 (lima) tahun sebelumnya yaitu pada tahun 2017 mencapai 261 Juta Jiwa. Tingginya lonjakan pertumbuhan penduduk tersebut mengisyaratkan diperlukannya keselarasan pertumbuhan infrastruktur dan permukiman. Secara fakta lapangan tidak jarang dijumpai keterbatasan material dalam pelaksanaan pembangunan konstruksi dan infrastruktur maupun pemenuhan jumlah permukiman yang dilakukan oleh pemerintah termasuk juga oleh pihak swasta maupun oleh lapisan masyarakat dan individu dalam kegiatan pekerjaan konstruksi. Perkembangan material konstruksi menjadikan terbentuknya ketergantungan manusia terhadap sumber daya alam sebagai material konstruksi yang tidak dapat dipisahkan, ibarat mata rantai yang menunjang kontinuitas/keberlanjutan kebutuhan kehidupan manusia. Oleh karenanya secara hirarki dapat dikatakan bahwa sumber daya alam sebagai material konstruksi dalam kaitannya dengan kebutuhan kehidupan manusia meliputi tingkat intensitas yang memiliki arti penting dalam kehidupan manusia. Saat ini perkembangan material konstruksi telah merambah ke segala bentuk pekerjaan konstruksi. Namun secara umum perkembangan material konstruksi tersebut selain untuk tujuan utamanya dalam kekuataan/mutu konstruksi juga telah menjadikannya sebagai kebutuhan gaya hidup manusia (human life style)